Kamis, 01 Desember 2011

LAPORAN PRAKTIKUM NUTRISI TANAMAN
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK N, P, DAN K  TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN  BAYAM, KANGKUNG DAN CAICIM




       BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk Indonesia maka meningkatnya kebutuhan pangan, salah satunya produk sayuran. Sebagian besar masyarakat banyak mengkonsumsi sayuran setiap harinya karena sayuran mempunyai peran penting sebagai zat pengatur tubuh dengan kandungan gizi dan vitamin yang sangat baik untuk kesehatan tubuh manusia (Harjono, 2001).  Tanaman sayuran – sayuran yang banyak digemari masyarakat dari kalangan menengah sampai atas misalnya bayam, kangkung dan caicim.
Bayam (Amaranthus sp.) berasal dari Amerika tropik. Oleh karenanya, penyebaran tanaman ini banyak di daerah-daerah beriklim tropik, termasuk Indonesia. Tanaman bayam mempunyai atau sumber zat besi. Bayam juga banyak mengandung vitamin A dan mineral lain, yaitu kalsium (Ca). Jumlah kalori yang dikandungnya adalah 36 kalori per 100 g bahan (Novary,1997).
Kangkung (Ipomoea aquatica Forsk.), juga dikenal sebagai Ipomoea reptans Poir1. merupakan sejenis tumbuhan yang termasuk jenis sayur-sayuran dan di tanam sebagai makanan. Kangkung banyak dijual di pasar-pasar. Kangkung banyak terdapat di kawasan Asia dan merupakan tumbuhan yang dapat dijumpai hampir di mana-mana terutama di kawasan berair.
Tanaman caisim merupakan tanaman semusim yang banyak diusahakan karena mudah dalam budidayanya juga banyak manfaatnya. Tanaman caisim termasuk  tanaman yang tahan terhadap hujan, sehingga dapat dibudidayakan sepanjang tahun asalkan pada musim kemarau tetap tersedia air yang cukup. Hampir semua orang gemar makan caisim karena rasanya segar, enak dan banyak mengandung vitamin A, B dan sedikit vitamin C (Sumaryono, 1981).
Seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap sayuran, maka diperlukan sebuah upaya peningkatan produksi sayuran untuk menyediakan kebutuhan masyarakat. Pemupukan sangat diperlukan untuk menyediakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Sehingga dengan tersedianya unsur hara maka akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman yang dihasilkan.
Dalam matakuliah Nutrisi Tanaman penulis melakukan praktikum dengan judul “Pengaruh pemberian Pupuk N, P dan K terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bayam, kangkung dan caicim.  
1.2. Tujuan
1.      Persyaratan matakuliah Nutrisi Tanaman.
2.      Mengetahui pengaruh pemberian pupuk N, P dan K terahadap pertumbuhan dan produksi tanaman bayem, kangkung dan caicim.
            1.3. Hipotesis
1.      Pemberian pupuk N, P dan K akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bayam, kangkung dan caicim.
2.      Adanya dampak nyata pada tanaman akibat pengaruh kekurangan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.

BAB II
TINJAUN PUSTAKA
2.1 Tanaman Bayam
A. Klasifikasi
            Menurut Van Steenis (1978), mengklasifikasikan tanaman bayam (Amaranthus sp.) sebagai berikut:
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Spermatophyta
Subdivisio       : Angiospermae
Class                 : Dicotyledoneae
Ordo                : Amaranthales
Family             : Amaranthaceae
Genus              : Amaranthus
Spesies            : Amaranthus sp.
Bentuk tanaman bayam adalah terna (perdu), tinggi tanaman dapat mencapai 1,5 – 2 m, berumur semusim atau lebih. Sistem perakaran menyebar dangkal pada kedalaman antara 20 - 40 cm dan berakar tunggang (Bandini dan Aziz, 2001). Batang tumbuh tegak, tebal, berdaging dan banyak mengandung air, tumbuh tinggi diatas permukaan tanah. Bayam tahunan mempunyai batang yang keras berkayu dan bercabang banyak. Bayam kadang-kadang berkayu dan bercabang banyak (Van Steenis, 1978).
            Daun berbentuk bulat telur dengan ujung agak meruncing dan urat-urat daun yang jelas. Warna daun bervariasi, mulai dari hijau muda, hijau tua, hijau keputih-putihan, sampai berwarna merah. Daun bayam liar umumnya kasap (kasar) dan kadang berduri (Azmi, 2007).
            Bunga bayam berukuran kecil, berjumlah banyak terdiri dari daun bunga 4 – 5 buah, benang sari 1 – 5, dan bakal buah 2 – 3 buah. Bunga keluar dari ujung-ujung tanaman atau ketiak daun yang tersusun seperti malai yang tumbuh tegak. Tanaman dapat berbunga sepanjang musim. Perkawinannya bersifat unisexual yaitu dapat menyerbuk sendiri maupun menyerbuk silang. Penyerbukan berlangsung dengan bantuan angina dan serangga (Nazaruddin, 2000).
            Biji berukuran sangat kecil dan halus, berbentuk bulat, dan berwarna coklat tua sampai m mengkilap sampai hitam Kelam. Namun ada beberapa jenis bayam yang mempunyai warna biji putih sampai merah, misalnya bayam maksi yang bijinya merah. Setiap tanaman dapat menghasilkan biji kira-kira 1200 – 3000 biji/gram (Wirakusumah, 1998).
B. Syarat Tumbuh
Bayam banyak ditanam di dataran rendah hingga menengah, terutama pada ketinggian antara 5 – 2000 m dpl. Kebutuhan sinar matahari untuk tanaman adalah tinggi, berkisar antara 400 – 800 foot candles yang akan mempengaruhi pertumbuhan optimum dengan suhu rata-rata 20˚C - 30˚C, curah hujan antara 1000 – 2000 mm, dan kelembaban diatas 60%. harus dilakukan secara teratur (Bandini dan Azis, 2001).
2.2  Tanaman Kangkung
Kangkung termasuk suku Convolvulaceae (keluarga kangkung-kangkungan). Kedudukan tanaman kangkung dalam sistematika tumbuh-tumbuhan diklasifikasikan ke dalam:
Divisio             :Spermatophyta
Sub-divisio      :Angiospermae
Kelas               :Dicotyledonae
Famili              :Convolvulaceae
Genus              :Ipomoea
Species            : Ipomoea reptans
Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat yang memberikan hasil dalam waktu 4-6 minggu sejak dari benih. Kangkung yang dikenal dengan nama Latin Ipomoea reptans terdiri dari 2 (dua) varietas, yaitu Kangkung Darat yang disebut Kangkung Cina dan Kangkung Air yang tumbuh secara alami di sawah, rawa atau parit-parit.
Warna bunga kangkung air berwarna putih kemerah-merahan, sedangkan kangkung darat bunga putih bersih. Bentuk daun dan batangkangkung air berbatang dan berdaun lebih besar dari pada kangkung darat. Warna batang berbeda. Batang kangkung air berwarna hijau, sedangkan kangkung darat putih kehijau-hijauan.  Biji kangkung darat lebih banyak dari pada kangkung air.
Syarat tumbuh.
Kangkung darat dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin . Jumlah curah hujan 500-5000 mm/tahun. Pada musim hujan tanaman kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan subur. Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1 derajat C. Apabila kangkung ditanam di tempat yang terlalu panas, maka batang dan daunnya menjadi agak keras, sehingga tidak disukai konsumen.
2.3  Tanaman Caicim
Klasifikasi tanaman caicim adala :
Divisi         : Spermatophyta.
Subdivisi   : Angiospermae.
Kelas         : Dicotyledonae.
Ordo          : Rhoeadales (Brassicales).
Famili        : Cruciferae (Brassicaceae).
Genus        : Brassica.
Spesies      : Brassica Juncea.
Daerah penanaman yang cocok budidaya caicim mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut (dpl). Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl.
Tanaman caicim tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk. lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bils di tanam pada akhir musim penghujan. Tanah yang cocok adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur. Derajat kemasaman (pH)  tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 6 sampai pH 7.
2.4. Nitrogen
Pupuk Nitrogen (N0 diserap tanaman dalam bentuk ion nitrat (NO3-) dan ion ammonium (NH4+). Nitrogen tidak tersedia dalam bentuk mineral alami seperti unsur hara lainnya. Jika terjadi kekurangan (defisiensi) nitrogen, tanaman tumbuh lambat dan kerdil. Daunnya berwarna hijau muda. Nitrogen juga dibutuhkan untuk senyawa penting seperti klorofil, asam nukleat, dan enzim. Karena itu nitrogen dibutuhkan dalam jumlah besar pada setiap tahap pertumbuhan tanaman, khususnya pembentukan tunas atau perkembangan batang dan daun. Tanpa suplai nitrogen cukup, pertumbuhan tanaman baik tidak akan terjadi. Kekurangan unsur hara N akan menunjukkan gejala pada tanaman seperti pertumbuhan yang kerdil, pertumbuhan akar terbatas, daun menjadi warna kuning pucat. Kuningnya warna daun dimulai dari daun tua baru kemudian pada daun muda (Hasibuan, 2006).
Pupuk Urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk Urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan rumus kimia NH2 CONH2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat kering dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian setiap 100 kg urea mengandung 46 kg Nitrogen
2.5. Posfor
Kadar P dalam pupuk dinyatakan dalam P2O5. Unsur P diserap tanaman dalam bentuk H2PO4- atau HPO42-. Penyerapan pupuk ini oleh tanaman memerlukan waktu cukup lama seperti pupuk alam yang lain. Posfor berperan penting dalam transfer energi di dalam sel tanaman, misalnya ADD, ATP, beperan dalam pembentukan membran sel terutama terhadap stabilitas struktur dan informasi makromolekul. Bila tanaman kekurangan hara P, maka berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, seperti pertumbuhan yang kerdil, hal ini terjadi karena pembelahan sel terganggu. Warna daun berubah menjadi ungu atau coklat mulai dari ujung-ujung daun. Hal yang semacam ini jelas terlihat pada tanaman yang masih muda (Rosmarkam & Yuwono, 2002).
2. 6.  Kalium
Kalium diserap oleh tanaman dalam bentuk K+. Tanah mengandung 400 – 500 kg kalium untuk setiap 93 m2. Kalium merupakan salah satu hara yang banyak diserap oleh tanaman (soepardi, 1983). Kalium mampu memperbaiki beberapa sikaf kualitatif (rasa, warna, aroma, daya simpan, dan sebagainya) dari berbagai hasil tanaman (Rinsema, 1993), dapat memperbaiki kualitas buah dan umbi, hasilpanen menjadi lebih tahan dalam penyimpanan dan pengakutan jarak jauh (www.tanindo.com.,2009). Hasil penelitian menunjukan konsentrasi kalium mempunyai hubungan dengan timbulnya kerusakan pada buah atau hasil tanaman selama dalam penyimpanan.
Kalium adalah unsur hara makro yang mobil, sehingga dapat hiilang akibat tercuci atau erosi (Direktorat Jendral Pendidikan tinggi, 1983). Oleh karena itu, pemberian kalium yang sedikit tetapi sering lebih baik dari pada sekaligus dalam jumlah banyak dan jarang. Hal tersebut terjadi karena adanya pemakaian berlebihan oleh tanaman, pekanya unsur hara terhadap pencucian, dan kemungkinan kelebihan kalium yang diikiat oleh tanah (Lembaga penelitian Tanah dalam seopardi, 1983). Kadar kecukupan hara kalium pun berbeda-beda berdasarkan jenis tanamannya (Bennet, 1996). Secara umum kalium diambil oleh tanaman dalam bentuk K+. Kalium bertindak sebagai aktivator sekitar 60 enzim. Peranan K kadang-kadang dapat digantikan oleh Rb+ atau NH4+, terutama pada tanaman tingkat rendah. Kalium berperan dalam efisiensi penggunaan air, meningkat ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit, memperbaiki ukuran dan kualitas buah pada masa generatif, menambah rasa manis pada buah, memperluas pertumbuhan akar.
Gejala kekurangan kalium adalah daun mulai kelihatan lebih tua, batang dan cabang lemah dan mulai rebah, biji buah kusut dan muncul warna kuning di pinggir dan di ujung yang sudah mengering dan rontok. Unsur hara K di dalam tubuh tanaman bersifat agak mobil, sehingga gejala kekurangannya lebih cepat terlihat pada daun-daun tua, karena K pada daun tua disedot ke daun-daun muda.

BAB III
BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan mulai tanggal 12 April 2011 sampai dengan 24 Mei 2011 di kebun percobaan Agroteknologi Fakults Agribisnis dan Teknologi Pangan Universitas Djuanda Bogor.
3.2. Bahan dan Alat
3.2.1. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah benih kangkung, bayem dan caicim, pupuk Urea (N), TSP (P) dan KCL (K) , Pasir dan air.
3.2.2. Alat
Alat yang digunakan adalah penggaris, polibag, timbangan digital, embarat,  ember,  dan alat tulis.
3.3. Metode
Bahwa dalam praktikum pengmatan ini menggunakan lima perlakuan dan sepuluh ulangan yaitu :
 P0 = Tanpa N, P dan K
 P1 = Menggunkan N,P da K
 P2 = Menggunakan N dan K
 P3 = Menggunkan P dan K
 P4 = Menggunakan N dan P
3.4. Peubah Yang Diamati
a.       Tinggi tanaman, diukur mulai dari pangkal batang bawah sampai ujung tunas. Tinggi tanaman diukur saat umur tanaman 2 – 4 MST.
b.      Jumlah daun, menghitung jumlah daun yang sudah terbuka 2 – 4 MST.
c.       Luas daun tanaman, pengukuran luas daun mulai dari umur tanaman 2 – 4 MST.
d.      Bobot berangkas, menimbang tanaman secara keseluruhan.
3.5. Pelaksanaan Praktikum
A. Pengisian Media Tanam
Media yang digunakan untuk media tanam adalah pasir. Pasir dimasukan kedalam polibag sampai penuh, setelah selesai langsung ditata didalam green house sesuai baris perlakuan yang akan dilaksanakan.
B. Penanaman
Media tanam dalam polibag terlebih dahulu disiram menggunakan air bersih, kemudian dibuat lubang tanam sedalam 1-2 cm. Benih dimasukan kedalam lubang tanam, satu lubang 2 benih.
C. Pemeliharaan
Pemiliharaan dilakukan meliputi penyiraman tanaman sekaligus pemupukan sesuai perlakuan. Penyiraman dengan  air dilakukan dua kali sehari pagi dan sore untuk menghindari kekeringan. Apabila media tanaman masih lembab penyiraman cukup dilaksanakan satu kali pada pagi hari.
D. Pemanenan 
Pemanenan dilakukan setelah tanaman berumur 4 MST (Minggu Setelah Tanam). Pemanenan dilakukan dengan cara dicabut dengan akarnya. Hasil panen kemudian di timbang untuk mengetahui bobot berangkas basah setiap perlakuan yang diberikan pada setiap tanaman.

  BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamantan
4.1.1 Tanaman Bayam
A. Tinggi Tanaman
 Hasil pengamatan bahwa pada perlakuan yang menggunakan pupuk  N, P dan K (P1) berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Data rata – rata tinggi tanaman pada setiap perlakuan mulai umur 2 – 4 MST disajikan pada Tabe. 1.  
Tabel 1. Rata – rata Tinggi Tanaman Bayam (Cm)
Perlakuan
Pupuk
2 MST
3MST
4 MST
Tinggi Tanaman
Tinggi Tanaman
Tinggi Tanaman
Po (Tanpa N, P &K)
0.7
3.2
8.6
P1 (NPK)
4.37
11.73
20.58
P2 (PK)
3.07
11.15
13.18
P3 (NK)
4.27
11.42
15.88
P4 (NP)
3.74
10.39
18.63






B. Jumlah Daun
Hasil pengamatan  menunjukan jumlah daun lebih banyak pada perlakuan yang menggunakan  pupuk N dan P (P4). Rata – rata jumlah daun umur 2 – 4 MST tersaji pada Tabel. 2.  
Tabel. 2. Rata – rata Jumlah Daun Bayam
Perlakuan
Pupuk
2 MST
3MST
4 MST
Jumlah Daun
Jumlah Daun
Jumlah Daun
Po (Tanpa N, P &K)
0
2
4
P1 (NPK)
3
5
9
P2 (PK)
3
4
5
P3 (NK)
4
5
6
P4 (NP)
3
7
11




C. Bobot Brangkas dan Luas Daun
Bobot brangkas menunjukan paling tinggi pada perlakuan yang menggunakan pupuk N, P dan K (P1)  dengan berat rata – rata 8,93 gram. Luas daun paling nyata pada perlakuan yang menggunakan pupuk N dan K (P3) dengan luas rata – rata 45 cm. Rata – rata bobot berangkas dan luas daun tersaji pada Tabel. 3.
Tabel. 3. Rata – rata bobot Berangkas (gram) dan Luas daun (Cm)
Perlakuan
Pupuk
Bobot
Brangkasan
Luas Daun
Po (Tanpa N, P &K)
4.56
15.33
P1 (NPK)
8.93
43.08
P2 (PK)
4.07
22.24
P3 (NK)
8.1
45.52
P4 (NP)
6.45
-

4.1.2. Tanaman Kangkung
A. Tinggi Tanaman
Hasil pengamatan terhadap tinggi tanaman pada perlakuan yang menggunakan pupuk P dan K (P2) berpengaruh nyata. Rata – rata tinggi tanaman 2 – 4 MST tersaji pada Tabel. 4.
Tabel. 4. Rata – rata Tinggi Tanaman Kangkung (Cm)
Perlakuan
Pupuk
2 MST
3MST
4 MST
Tinggi Tanaman
Tinggi Tanaman
Tinggi Tanaman
Po (Tanpa N, P &K)
4.41
7.17
12.52
P1 (NPK)
4.19
10.2
14.63
P2 (PK)
11
14.72
17.88
P3 (NK)
5.05
9.3
12.53
P4 (NP)
3.07
9.29
13.89









B. Jumlah Daun
Hasil pengamatan menunjukan jumlah daun lebih banyak  pada perlakuan yang menggunakan pupuk  P dan K (P2). Rata – rata jumlah daun umur 2 – 4 MST tersaji pada Tabel. 5. 
Tabel. 5. Rata – rata Jumlah Daun Kangkung
Perlakuan
Pupuk
2 MST
3MST
4 MST
Jumlah Daun
Jumlah Daun
Jumlah Daun
Po (Tanpa N, P &K)
0
3
5
P1 (NPK)
5
7
9
P2 (PK)
6
8
10
P3 (NK)
5
6
9
P4 (NP)
4
7
9









C. Bobot Brangkas dan Luas Daun
Pada perlakuan yang menggunakan pupuk N dan K (P1) menunjukan bobot brangkas paling tinggi dan luas daun. Rata – rata bobot brangkas dan luas daun tersaji pada Tabel. 6.
Tabel. 6. Rata – rata bobot Berangkas (gram) dan Luas daun (Cm)
Perlakuan
Pupuk
Bobot
Berangkasan
Luas Daun
Po (Tanpa N, P &K)
4.36
13.68
P1 (NPK)
5.43
18.2
P2 (PK)
6.13
19.75
P3 (NK)
14.74
30.1
P4 (NP)
3.29
-




4.1.3. Tanaman Caicim
A. Tinggi Tanaman
Hasil pengamatan pada perlakuan  yang  tanpa menggunakan pupuk N, P (Po) menunjukan tinggi  9,7 cm  pada umur 4 MST. Pada perlakuan yang lainnya tanaman pada mati. Tersaji pada Tabel. 7.
Tabel 7. Rata – rata Tinggi Tanaman Caicim (Cm)
Perlakuan
2 MST
3MST
4 MST
Tinggi Tanaman
Tinggi Tanaman
Tinggi Tanaman
Po (Tanpa N, P &K)
2,8
5,54
9,7
P1 (NPK)
mati
mati
mati
P2 (PK)
mati
mati
mati
P3 (NK)
mati
mati
mati
P4 (NP)
mati
mati
mati









B. Jumlah Daun
Pengamatan hanya dapat dilaksanakan pada perlakuan  tanpa menngunakan pupuk  N, P dan K (Po) pada umur 4 MST.  
Tabel. 8. Rata – rata Jumlah Daun Caicim
Perlakuan
Pupuk
2 MST
3MST
4 MST
Jumlah Daun
Jumlah Daun
Jumlah Daun
Po (Tanpa N, P &K)
0
0
4
P1 (NPK)
mati
mati
mati
P2 (PK)
mati
mati
mati
P3 (NK)
mati
mati
mati
P4 (NP)
mati
mati
mati







C. Bobot Brangkas dan Luas Daun
Akibat tanaman caicim pada setiap perlakuan mati sehingga bobot brangkas dan luas daun akhir  tidak dapat dihitung.
4.2. Pembahasan
A. Tanaman Bayam
Bahwa dari hasil selama pengamatan pada tanaman bayam menunjukan tinggi tanaman berbeda pada setiap perlakuan yang diberikan. Pada perlakuan yang menggunakan pupuk N, P dan K (P1) pada umur 2 – 4 MST  tinggi tanaman lebih paling tinggi dibandingkan perlakuan yang lainnya. Pada perlakuan ini tinggi tanaman mencapai 20.58 cm umur 4 MST.
Pada perlakuan Po tanpa menggunakan pupuk N,P dan K menunjukan tinggi tanaman  paling rendah dibandingkan perlakuan yang lainnya. Tinggi rata – rata tanaman pada umur 4 MST hanya mencapai 8.6 cm. Pada P2 yang hanya menggunakan pupuk P dan K rata – rata tinggi 13.18 cm. Pada P3 yang hanya menggunakan pupuk N dan K rata – rata tnggi 15,8 cm. Pada P4 menggunakan pupuk N dan P rata – rata tinggi mencapai 18. 63 cm.
Pada perlakuan yang menggunakan pupuk N dan P menunjukan jumlah daun  paling banyak dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya . Jumlah daun tanaman bayam umur 4 MST pada P4 mencapai 11 daun. Sedangkan jumlah daun paling rendah  pada perlakuan Po tanpa menggunakan pupuk  N,P dan K hanya berjumlah 4 daun.
Bobot brangkas paling tinggi pada perlakuan (P1) yang menggunakan pupuk N, P dan K mencapai berat rata – rata  8,93 gram. Sedangkan luas daun tanaman yang paling nyata pada perlakuaan yang menggunakan pupuk N dan K mencapai rata – rata  45,52 cm.
Gejala yang ditimbulkan pada tanaman bayam  tanpa menggunakan pupuk N,P dan K pertumbuhan tanaman kerdil dan warna daun kekuning kunigan. Pada perlakuan yang menggunakan pupuk N,P dan K menunjukan pertumbuhan tanaman subur dan warna daun hijau. Pada  perlakuan yang hanya menggunakan pupuk P dan K menunjukan warna daun hijau kekuning kuningan. Pada perlakuan yang hanya menggunakan pupuk N dan K menunjukan warna daun hijau muda dan ujung daun kecoklat coklatan. Pada perlakuan yang hanya menggunakan N dan P menunjukan warna daun hijau tua pucat.
B. Tanaman Kangkung
Pada perlakuan yang menggunakan pupuk P dan K menunjukan tinggi tanaman paling tinggi dibandingkan perlakuan yang lainnya. Tinggi tanaman pada perlakuan tersebut mencapai tinggi rata – rata 17,88 cm pada umur 4 MST. Sedangkan tinggi tanaman  yang paling rendah pada perlakuan tanpa menggunakan N,P dan K.
Jumlah daun paling banyak pada perlakuan yang menggunakan pupuk P dan K mencapai jumlah rata – rata 10 daun pada umur 4 MST. Hasil pengamatan jumlah daun paling sedikit terdapat pada perlakuan tanpa menggunakan pupuk N,P dan K berjumlah rata – rata 5 daun pada umur 4 MST.
Bobot brangkas yang paling tinggi pada perlakuan yang menggunakan pupuk N dan K dengan bobot rata – rata 14,74 gram. Luas daun menunjukan paling nyata pada perlakuan yang menggunakan pupuk N dan K dengan luas rata - rata 30,1 cm.
Hasil selama pengamatan pada masing – masing perlakuan terhadap pengaruh pemberian pupuk. Gejala yang ditimbulkan pada perlakuan tanpa menggunakan pupuk  N,P dan K menunjukan warna daun hijau muda kekuning - kuninagan, pada perlakuan yang menggunakan pupuk N,P dan K warna daun hijau, pada  perlakuan yang hanya menggunakan pupuk P dan K menunjukan warna daun hijau kuning, pada perlakuan yang hanya menggunakan pupuk N dan K menunjukan warna daun hijau sedangkan pada perlakuan yang hanya menggunakan N dan P menunjukan warna daun hijau pucat.
C. Caicim
Tinggi tanaman yang diamati hanya pada perlakuan yang tanpa menggunakan pupuk N,P dan K. Pada perlakuan yang lainnya tanaman pada mati. Tinggi tanaman pada perlakuan tanpa pupuk mencapai rata – rata tinggi 9,7 cm umur 4 MST.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1. Kesimpulan
Berdasarkan hasi praktikum pengamtan ini, dapat disimpulkan bahwa pemberian pupuk N,P dan K sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bayam, kangkung dan caicim. Pada setiap perlakuan pemupukan yang berbeda maka sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bayam, kangkung dan caicim. 
5.2. Saran
Pengamatan ini harus dilakukan secara teliti dan susungguh – sungguh  untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk N, P dan K terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bayam, kangkung dan caicim. 

DAFTAR PUSTAKA
Azmi, C.2007.Menanam Bayam & Kangkung.Dinamika Pratama.Jakarta.
Bandini, Y dan N. Azis.2001.Bayam.Penebar Swadaya.Jakarta.
Harjono, I. 2001. Sayur – sayur Daun Primadona. CV. Aneka. Solo.
Hasibuan, B.E.2006.Ilmu Tanah.FP USU.Medan.
http://www. Tanindo. com.
Nazaruddin.2000.Budidaya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah.Penebar Swadaya.Jakarta.
 Novary, E.W.1997.Penanganan dan Pengolahan Sayuran Segar.Penebar Swadaya. Jakarta.
Risema, W. T. 1993. Pupuk dan Cara Pemupukan. Bhratara Niaga. Media. Jakrta.
 Rosmarkam,A dan N.A.Yuwono.2002.Ilmu Kesuburan Tanah.Kanisius.
Yogyakarta.
Sumaryono, H dan Rismunandar, 1981. Pengantar Pengetahuan Dasar Hortikultura II. C.V. Sinar Baru, Bandung. 11 p.
Soepardi, G. 1983. Sifat dan cirri Tanah. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian. Insitut Pertanian Bogor. Bogor.
Wirakusumah, E,W.1998.Buah dan Sayur untuk Terapi.Rineka Cipta.Jakarta.
 Van Steenis, C.G.G.J.1978.Flora UGM Press.Yogyakarta.